Breaking News

Senin, 15 Desember 2014

Sang Pembawa Cinta

Oleh: Fuad Akbar Adi

“Tak penah kupikirkan dan tak pernah kubayangkan aku akan mencintai orang seperti ini”. Mungkin itulah kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan kisah cinta Adi, seorang playboy yang sudah jenuh berpacaran.

Adi memang terkenal dengan sifatnya yang sering bergonta-ganti pacar saat SMA, namun semua itu ternyata membuat jenuh dirinya sendiri. Dia merasa bosan dengan semua perempuan yang pernah di pacarinya ada sesuatu yang belum dia dapatkan dari pacar-pacarnya sesuatu yang sulit diucapkan dengan kata-kata bahkan dirinyapun tidak tahu apa yang kurang dari semua ini. Dia tidak tahu dan tidak akan menduga kapan cinta sejati itu datang, dimana datangnya, dan siapa yang membawa cinta sejati itu. Hingga akhirnya dia berpikir untuk berhenti berpacaran dan hanya akan fokus untuk menggapai cita-citanya. Adi sekarang melanjutkan studinya di salah satu Universitas ternama di Semarang.

Namun disaat dia mencoba untuk melupakan pacaran, dia malah dipertemukan dengan seorang perempuan. Seseorang yang akhirnya bisa memberikan semua apa yang dia cari yang selama ini tidak bisa dia dapatkan. Seseorang yang akan membawa cinta sejati untuknya.

Semua bermula saat Adi menjalani masa-masa pertamanya kuliah yaitu saat masa perkenalan Universitas. Disini dia mendapatkan banyak teman baru dan salah satu teman itu bernama Bita. Jika dilihat sepintas Bita hanyalah gadis manis dengan tingkahnya yang periang dan berwajah polos sama seperti pacar Adi yang sebelum-sebelumnya dan itu sama sekali tidak membuat Adi tertarik kepada Bita. Namun dibalik itu semua ada sesuatu yang saat ini Adi belum tahu yang ada pada diri Bita.

Walau belum lama mereka saling mengenal namun Adi dan Bita sudah sangat akrab, maklum ternyata mereka berasal dari kota yang sama yaitu kota yang terkenal dengan julukan Kota Batik. Adi sering curhat kepada Bita tentang kisah cintanya yang rumit namun karena Bita tidak terlalu berpengalaman soal masalah cinta, Bita tidak bisa memberikan solusi serius untuk memecahkan masalah Adi.Bita hanya bisa menyarankan Adi untuk jalan-jalan supaya pikiran dan hatinya dapat terhibur. Walau solusi yang diberikan Bita sebenarnya hanya bersifat sementara namun Adi berpikir tidak ada salah untuk mencoba.

Akhirnya suatu hari Adi mengajak jalan Bita pergi ke Simpanglima karena saat itu sedang ada acaracar free day di Simpanglima. Walau sempat ragu, namun Bita akhirnya menyetujui ajakan Adi. Mereka berangkat ke Simpanglima menggunakan motor karena jarak Universitas mereka dengan pusat kota cukup jauh. Sepanjang perjalanan mereka saling bercerita tentang keluarga mereka. Bita adalah seorang perempuan yang terlahir dari keluarga yang religius dan sangat protektif kepadanya. Sudah sejak SMP, Bita memutuskan untuk berhijab dan sampai sekarang tidak pernah melepaskan jilbabnya kepada mereka yang bukan muhrim termasuk kepada Adi serta sejak kecil Bita sudah dibiasakan untuk tidak boleh berbohong kepada orang tua bahkan walaupun sekarang dia sudah jauh dengan orang tuanya namun jika dia akan pergi-pergi jauh di Semarang dia sempatkan pamit kepada orang tuanya lewat SMS. Bita juga bercerita kepada Adi bahwa dia sangat tidak suka dengan perempuan yang suka memamerkan kecantikanya di jejaring sosial karena perbuatan itu sebenarnya dilarang oleh agama.Itulah yang lama-lama membuat Adi kagum pada sosok Bita, dia baru sadar bahwa selama ini dia tidak pernah berpacaran dengan perempuan berhijab dan dia sering berbohong kepada orang tuanya .

Sesampainya di Simpanglima Adi mengajak Bita makan roti bakar, Bita sangat gembira karena Adi ternyata akan mentraktirnya. Saat mereka berdua sedang asyik makan terlintas dipikiran Adi untuk menanyakan apakah sebelumnya Bita pernah pacaran, segera Adi menanyakan hal tersebut. Wajah Bita langsung tampak terkejut saat Adi melayangkan pertanyaanya namun apa boleh buat Bita harus menjawabnya. Sebenarnya Bita baru dua bulan putus dengan pacarnya, padahal mereka sudah berpacaran selama tiga tahun namun tidak ada tanda-tanda galau disetiap aktifitas Bita yang pernah dilihat Adi. Adi semakin penasaran dan kembali menanyakan kepada Bita alasanya putus dengan pacarnya, namun kali ini Bita tidak terpancing dengan pertanyaan Adi dan hanya menjawab “Apa boleh buat ad, sudah terlanjur terjadi yang lalu biarlah berlalu sekarang saatnya kita jalani kehidupan yang baru. Ayo semangat move on ad!” Bita menyemangati Adi. Adi hanya bisa mengangguk dan tersenyum kepada Bita, setelah itu mereka tidak lagi membicarakan masalah cinta mereka yang dulu karena secara tidak langsung mereka sedang menjalani proses move on bersama-sama.

Semakin lama kedekatan mereka semakin erat, mereka sering berangkat kuliah bersama karena kost mereka satu arah tujuan ke kampus. Bita juga sering mengajak Adi puasa senin kamis supaya mendapat pahala sekalian menghemat pengeluaran. Meskipun agak malas namun Adi menyanggupi ajakan Bita karena jika mereka puasa bersama, Adi bisa punya alasan mengajak dinner bita dengan alasan buka puasa bersama.Sehabis dinner (buka puasa bersama) Adi sering mengajak bita jalan-jalan mengelilingi Universitas mereka maklum Bita jarang keliling Universitas karena tidak ada kendaraan.

Hubungan ini terus berjalan hingga mereka telah sampai pada semester tiga. Bahkan orang tua Bita juga sudah mengenal Adi karena Bita sering pulang kampung bersama Adi. Orang tua Bita menyambut ramah keberadaan Adi, karena memang Adi sudah biasa menarik perhatian orang tua dari perempuan yang dikenalnya maklum Adi adalah mantan play boy kelas kakap jadi masalah menjaga image adalah hal yang mudah bagi Adi. Namun dalam hubungan mereka tidak selalu berjalan lancar, Bita adalah seorang perempuan dari keluarga baik-baik jadi dia tidak suka dengan laki-laki perokok sedangkan Adi adalah perokok aktif sejak ia SMP. Itulah sebabnya yang kadang membuat Bita enggan bersama Adi akan tetapi dia belum berani melarang Adi berhenti merokok karena dia memang tidak punya hak untuk mengusik kebebasan Adi. Namun sebenarnya Bita sudah memiliki rencana untuk mengubah Adi dari ketergantungan walaupun ia tidak tahu kapan bisa mawujudkan rencananya itu.

Sudah sekian lama setelah lulus SMA Adi tidak pernah lagi merasakan pacaran, sekarang pemikiranya sudah agak berbeda menurutnya pacaran itu hanya akan membuat kita tidak bebas hidup serba dibatasi tidak boleh dekat dengan siapa saja kita juga harus selalu menjaga sikap kita itulah yang membuat Adi betah untuk terus vakum berpacaran ditambah dia sekarang punya Bita sahabat yang selalu ada disaat suka ataupun duka.

Namun terkadang kita tidak pernah menduga kapan cinta sejati itu datang, dimana datangnya, dan siapa yang akan membawa cinta sejati itu. Mungkin itulah yang lama-lama dirasakan Adi, sepertinya di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sudah jatuh cinta kepada Bita sahabatnya sendiri. Adi seakan tidak mau kehilangan Bita, itu dapat dirasakan saat ia merasa cemburu jika ada seseorang laki-laki yang ingin dekat dengan Bita entah mengapa Adi merasa begitu tapi sepertinya dia benar-benar telah jatuh cinta kepada Bita. Di sisi lain Bita juga menaruh perasaan yang sama terhadap Adi, tidak tahu kenapa hatinya selalu merasa sakit saat melihat diakun jejaring sosial bahwa Adi sering chattingan dengan perempuan-perempuan lain. Hingga suatu saat ketika mereka sedang duduk ngobrol bersama di depan gerbang kampus mereka, Adi mengutarakan sedikit isi hatinya walaupun sifatnya hanya gombal semata. Adi berkata kepada Bita sesudah Bita tersenyum karena lawakan Adi “ Ternyata kalau kamu tersenyum manis juga ya Bita” sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya kepada Bita. “Terus kenapa emangnya? Kalau senyumku manis“ tanya Bita dengan wajah penasaran, dengan sedikit bercanda Adipun menjawab “Ya, gak apa sih. Tapi jangan keseringan senyum didepanku nanti lama-lama aku bisa suka sama kamu“. Namun tidak disangka-sangka oleh Adi, Bita malah menjawab bercandaan Adi dengan serius. “Kok malah bilang gitu. Kenapa kamu gak berencana buat memiliki senyum ku sekalian“. Suasanapun berubah menjadi hening, Adi menjadi bingung untuk menjawab apa. Sampai akhirnya ia diselamatkan oleh suara dering Hpnya, Adi langsung bergegas mengangkat telepon yang ternyata dari temanya. Hal itu dijadikan Adi untuk alasan mengalihkan pembicaraan dengan Bita, Adi mengatakan pada Bita bahwa dia ditunggu temanya untuk mengerjakan tugas perkuliahan. Pembicaraan hari itupun berakhir, namun semuanya tidak sia-sia setidaknya Adi sudah tahu bahwa Bita juga menaruh perasaan yang sama dengannya. Hal ini membuat Adi semakin kasmaran kepada Bita dan Adi sudah memikirkan strategi untuk bisa mendapatkan Bita.

Beberapa hari sesudah kejadian di depan gerbang kampus, Adi terus saja masih memikirkan kejadian itu. Walaupun sudah mendapat isyarat dari Bita namun tidak tahu kenapa Adi seperti tidak punya mental untuk menembak Bita karena memang sulit menerjemahkan isi hati Bita, dia berbeda dengan perempuan-perempuan yang pernah Adi kenal sebelumnya. Malah yang sekarang terjadi hubungan mereka menjadi renggan dikarenakan Adi terus berusaha menjauh dari Bita, dia masih gerogi dengan Bita sehingga dia memilih untuk tidak terlalu banyak berhubungan dulu. Namun ternyata jalan keluar masih ingin dekat dengan Adi, teman dekat Bita sejak SMA yaitu Nindi mengetahui apa yang sedang terjadi antara Adi dan Bita. Akhirnya Nindi bercerita kepada Adi bahwa suatu saat dia tidak sengaja melihat buku diary Bita yang salah satu isi buku itu adalah sang empunya sedang jatuh cinta dengan seorang laki-laki yang bernama Adi. Hal ini sontak membuat Adi senang dan membuatnya percaya diri untuk menembak Bita.

Hanya dalam satu malam Adi sudah berhasil menyusun kata-kata yang akan digunakanya untuk menembak Bita. Akhirnya esok harinya Adi mengajak Bita ketemuan di depan masjid dekat kampus mereka. setelah sekian lama berbasa-basi Adi langsung mengutarakan isi hatinya bahwa dia jatuh cinta kepada Bita dan ingin menjadikan Bita sebagai kekasihnya. Seketika itu Bita langsung gelagapan karena memang semuanya berjalan dengan tiba-tiba, sejenak dia diam dan berpikir walau sebenarnya di dalam hati sudah menerima Adi namun dia tidak mau terlihat gampangan. Akhirnya dia ingat bahwa dia pernah berencana untuk mengubah Adi dari kecanduanya dengan rokok. Hal itulah yang kemudian dijadikan sebagai senjata jika dirinya akan menerima Adi namun dengan satu syarat, Adi harus berhenti merokok. Meskipun sulit dilakukan Adi namun karena sudah terlanjur cinta kepada Bita Adipun ingin membuktikan kepada Bita bahwa dia sungguh-sungguh mencintainya dan kesepakatan terjadi antara keduanya yaitu mulai detik ini mereka resmi berpacaran dan mulai detik ini pula Adi berjanji untuk mencoba berhenti merokok.

Hari-hari mereka selanjutnya semakin mengasikan. Sekarang Adi sudah berhenti merokok sepenuhnya berkat kampanye anti rokok ala Bita. Dua anak manusia ini seperti tidak pernah terpisahkan selalu bersama-sama seperti perangko saja yang membuat iri orang-orang yang melihatnya. Hubungan percintaan mereka terus berlanjut sampai lebih dari setengah tahun. Sebelum sebuah badai datang menghampiri mereka.

Selama berpacaran dengan Adi untuk pertama kalinya Bita berbohong kepada orang tuanya bahwa dia tidak punya pacar di kampus. Bita tidak ingin orang tuanya semakin protektif dengannya dan membatasi hubunganya dengan Adi. Namun hal ini malah menjadi bumerang bagi Bita. Suatu saat ketika sahabatnya Nindi pulang kampung dan bertemu dengan orang tua Bita, Nindi menyempatkan bercerita bahwa Bita sudah berpacaran dengan Adi lebih dari setengah tahun. Sontak hal ini membuat terkejut dan marah orang tua Bita karena baru pertama kalinya Bita berani berbohong kepada orang tuanya. Langsung saja orang tua Bita meminta konfirmasi kepada Bita tentang hubunganya dengan Adi. Bita bingung untuk menjawabnya kali ini dia tidak mau berbohong lagi dengan orang tuanya. Akhirnya Bita terus terang kepada orang tua bahwa dia telah berpacaran dengan Adi dan meminta maaf kepada orang tuanya. Namun apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur orang tuanya sudah terlanjur marah terutama mamahnya, Bita sudah membuat mamahnya kecewa berat. Hingga mamahnya memutuskan untuk melarang Bita pacaran saat kuliah di Semarang dan meminta Bita putus dengan Adi.

Kejadian ini membuat Bita menjadi galau berat memang ini bukan sepenuhnya kesalahan Nindi yang menceritakan hubunganya dengan Adi karena Nindi memang tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Bita sangat bingung bagaimana harus menjelaskan semuanya kepada Adi, ia takut kalau Adi marah dan akan menjauhinya. Padahal saat ini hubungan Adi dan Bita sudah sangat kuat mereka telah menemukan kemistrinya masing-masing mereka telah menjalani masa penyesuaian yang lama hingga mereka telah mencapai puncak hubungan mereka yaitu bahwa cinta antara mereka adalah cinta sejati. Hal ini yang sangat ditakuti oleh Bita, apa yang akan terjadi jika hubungan ini harus berhenti seperti ini. Namun apa boleh buat Bita tidak punya pilihan lain selain mengikuti kehendak orang tuanya. Esok harinya Bita SMS Adi bahwa ada hal penting yang ingin dibicarakan. Seperti biasa mereka ketemuan di tempat favorit mereka. Adi berjalan menemui Bita dengan wajah penasaran dia seperti sudah menduga bahwa ada sesuatu yang tidak beres diantara mereka. Tanpa basa-basi Adi langsung menanyakan Bita tentang maksud dan tujuanya. Namun saat itu juga Bita langsung menangis sejadinya, Bita benar-benar tidak kuat untuk mengatakannya kepada Adi. Adi mejadi semakin bingun dengan apa yang terjadi ia berusaha menenangkan kekasihnya akan tetapi Bita malah menghindar dan ia mengatakan bahwa sebaiknya kita putus saja.

Sontak perkataan itu membuat Adi sangat kaget. Jantungnya serasa telah berhenti berdetak, seakan-akan bom waktu yang sudah lama tertanam dihatinya meledak dan menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping. Adi belum bisa merespon apa yang sudah di ucapkan kekasihnya itu, dia belum bisa menerima apa yang sedang terjadi sekarang dia hanya bisa terdiam sambil berharap bahwa ini hanyalah mimpi buruk semata. Namun harapan Adi sia-sia karena yang terjadi kini memang kenyataan. Sambil menatap perempuan yang sedari tadi menangis di depanya, Adi mulai membuka mulutnya. Ia meminta penjelasan kenapa Bita memutuskan hubungan mereka, dengan terbata-bata Bita berusaha menjelaskan semuanya kepada Adi. Bita memulai penjelasan dari awal saat Nindi bercerita kepada orang tuanya hingga orang tuanya memutuskan untuk meminta dirinya memutuskan hubunganya dengan Adi. Tidak ada jawaban lagi dari Adi sepertinya dia masih Shock dan belum bisa berpikir normal. Namun Bita tak tinggal diam ia berusaha menghibur Adi. Bita berkata kepada Adi “Jika kita memang jodoh, Allah pasti akan mempersatukan kita lagi yang. Aku percaya hal itu kok, aku akan terus berdoa semoga kita bisa disatukan lagi .Kamu jangan sedih gitu, aku nggak mau lihat kamu sedih yang”. Namun semua itu tetap tidak akan bisa membuat Adi tegar, dia tetap saja diam seribu bahasa. Sehingga membuat Bita semakin sedih dan bingung harus malakukan apa supaya Adi bisa tegar menghadapi ini semua. Hingga akhirnya terlintas dipikiran Bita sesuatu yang menurutnya bisa membuat Adi tidak sedih lagi walau ide ini akan mengorbankan perasaanya. Akhirnya dengan terbata-bata Bita berkata kepada Adi “Baiklah aku juga gak mau egois, jika kamu tidak mampu menungguku gak apa kok. Aku iklas kalau kamu punya pacar lagi tapi kamu janji ya jangan ngelupain aku”. Akan tetapi Adi malah marah kepada Bita. ”Maksud kamu tuh apa? Aku gak mungkin bisa ngelupain kamu, kamu adalah cinta sejatiku cuman kamu yang bisa membuatku berhenti merokok sudah banyak cewek yang melakukan hal yang sama denganmu tapi hanya kamu saja yang berhasil melakukanya itu berarti kamu memang istimewa di hatiku” Ujar Adi dengan wajah yang mulai memerah. Adi kembali meneruskan ucapanya “Aku gak setega itu yang, lebih baik aku menjomblo selamanya dari pada aku membuatmu semakin sedih, aku tahu ini memang berat buat dijalanin tapi akan aku coba walaupun hubungan kita telah selesai tapi kita masih bisa berteman kan? Hingga tiba saatnya aku bisa meyakinkan orang tuamu“. Ucapan itu membuat Bita menjadi terharu atas cinta dan kesetiaan Adi, diapun setuju dengan usulan Adi, hubungan mereka memang telah putus namun itu hanya formalitas saja di dalam hati mereka hubungan Adi dan Bita tetap sebagai sepasang kekasih.

Hari-hari mereka sekarang memang sudah berbeda dengan hari-hari sebelumnya terasa sedikit berat dan tidak seindah dulu lagi. Ternyata walaupun mereka telah berjanji akan selalu bersama meskipun hubungan mereka telah selesai namun memang sulit untuk melaksanakanya karena sekarang ikatan mereka sudah tidak ada lagi dan godaan-godaan dari orang ketiga membuat ada jarak yang mulai terasa diantara hubungan mereka. Jarak diantara mereka semakin lama semakin terasa ditambah dengan kesibukan masing-masing membuat mereka jarang bertemu.

Keadaan ini terus berlanjut hingga merereka telah mencapi semester tujuh dimana mahasiswa sudah jarang berada di kampus dan lebih banyak melakukan kegiatan dirumah. Adi dan Bita kini sedang berada di Pekalongan menghabiskan waktu bersama keluarga sambil menyicil tugas-tugas perkuliahan. Kesepian terus menggerogoti hati Adi dia sangat rindu kepada Bita namun dia tidak tahu bagaimana cara melepas kerinduanya. Pernah terlintas dalam pikiranya untuk mencari pengganti Bita namun entah kenapa bayang-bayang Bita tidak dapat dihapus dan seakan tidak mau pergi dalam pikiranya. Dia teringat pada sebuah puisi yang ada pada pembukaan novel Kesatria, Putri, & Bintang jatuh karya novelis ternama Dee yang saat ini sangat cocok untuk menggambarkan perasaanya sekarang.

Engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak

berujungku mengenal hidup.

Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku

dalam cinta tak bermuara.

Engkaulah matahari Firdausku yang menyinari kata pertama

di cakrawala aksara.





Kau hadir dengan ketiadaan. Sederhana dalam

ketidakmengertian.

Gerakmu tiada pasti. Namun, aku terus disini.

Mencintaimu.



Entah kenapa.




Disaat suasana semakin membosankan Adi teringat dengan suatu tanggal dimana tanggal itu sangat istimewa bagi Adi dan mungkin juga bagi Bita. Ternyata itu adalah tanggal 1 November dimana Adi dan Bita resmi berpacaran dua tahun yang lalu dan tanggal itu jatuh pada besok. Sempat dipikiran Adi untuk melupakan kenangan itu namun semuanya sirna saat Adi melihat foto-foto kenanganya bersama Bita yang sengaja belum dia hapus di dokumen laptopnya. Perasaan cinta yang telah terkikis oleh waktu muncul kembali saat sebuah foto sepasang laki-laki dan perempuan sedang duduk bersama didepan gerbang utama universitas dengan senyum bahagia muncul di layar LCD laptop Adi. Adi hanya bisa tersenyum melihat foto itu. Hingga terlintas dipikiranya untuk membuat duplikat foto itu melalui lukisan dan memberikanya kepada Bita.

Tidak perlu berpikir lama Adi langsung mengambil pensil dan kertas serta peralatan melukis lainya. Walau Adi memang bukan seorang pelukis profesional dan hanya berbekal pengetahuan dasar tentang melukis yang diajarkan saat SMA namun Adi tidak perlu waktu lama untuk menyelesaikan lukisanya hanya sekitar tiga jam lukisan Adi sudah selesai meskipun tidak terlalu mirip namun sudah cukup bagi Bita untuk mengetahui bahwa itu adalah lukisan dirinya dengan Adi. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Adi sudah bangun dan bersiap-siap bergegas menuju ke rumah Bita. Segera ketika sang surya dengan gagahnya telah manampakan wujudnya Adi langsung tancap gas dengan menggunakan sepeda motornya. Jarak antara rumah Adi dan Bita tidak terlalu jauh hanya sekitar 15 menit sudah sampai. Akan tetapi 10 meter sebelum Adi sampai ke rumah Bita, terjadi sesuatu yang mengerikan, saat Adi melewati perempatan dekat rumah Bita, sebuah mobil cold melaju dengan cepat di sisi jalan yang lain. Adi sepintas bisa melihat mobil cold yang melaju dengan sangat cepat namun Adi memilih terus malaju karena menurut perkiraanya mobil cold itu masih berada pada jarak yang cukup jauh. Namun ternyata perkiraanya salah mobil cold itu malah semakin mempercepat lajunya dan sang sopir kehilangan kendali. Sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi, mobil itupun menabrak Adi walau Adi sebenarnya sudah mencoba menghindar namun dia kalah cepat. Seketika Adi terkapar dan tidak sadarkan diri. Sontak seluruh warga kaget dan berbondong-bondong menuju TKP termasuk Bita dan keluarganya. Awalnya Bita tidak tahu kalau sang korban adalah Adi karena saat itu Adi sudah dievakuasi kerumah sakit. Akan tetapi motor dan lukisan foto Bita masih ada di TKP. Saat Bita dan mamahya sudah berhasil mendekat ke TKP sontak Bita menjerit histeris karena dia hafal betul bahwa motor yang tergeletak dijalan itu adalah motor milik Adi, motor yang menjadi saksi bisu saat masa-masa indah mereka berpacaran dulu. Ditambah saat Bita melihat sebuah lukisan foto yang disitu nampak dua wajah yang tidak asing bagi Bita dan di bawah kedua wajah itu ada tulisan 1 November 2013-selamanya. Tangisan Bita semakin menjadi-jadi disampingnya mamah Bita mencoba menenangkan anaknya namun semua itu hanya sia-sia.

Beberapa jam kemudian Bita menyusul ke rumah sakit dan menghubungi keluarga Adi. Sesampainya dirumah sakit Bita belum diperkenankan menemui Adi karena saat ini kondisi Adi belum stabil dan dia belum sadarkan diri. Bita menjadi semakin sedih dia sangat menyesal jika teringat apa yang telah dia lakukan sebelumnya kepada Adi. Bita merasa telah menyakiti seseorang yang sangat mencintainya. Bita hanya bisa duduk diruang tunggu sambil terus menangis tersedu-sedu. Menanti dan berharap semoga ada kabar baik yang akan segera dia dengar.

Setelah menunggu lebih dari lima jam akhirnya Adi sudah mulai sadar namun Bita tetap belum boleh menemui Adi karena dokter hanya mengijinkan orang tua Adi saja yang boleh menemui. Bita tidak kecewa karena mamang ini adalah aturan dari dokter. Akan tetapi saat Bita sedang menunggu di ruang tunggu orang tua Adi memanggil Bita. Bita langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menemui orang tua Adi .”Gimana dek, jangan nangis terus dong! Adi gak pa pa kog. Cuman cedera dibagian punggung saja kata dokter tidak sampai sebulan Adi sudah boleh meninggalkan rumah sakit” sambil menepuk punggung, ayah Adi mencoba menenangkan Bita. Bitapun akhirnya bisa tersenyum lega . ”Emm, saya boleh menemui Adi pak?” tanya Bita penuh harap kepada ayah Adi. ”oh ya, maaf saya lupa Adi sudah dari tadi ingin ketemu kamu. Silahkan dek!” jawab ayah Adi kepada Bita.

Walau dengan langkah ragu Bita sangat ingin bertemu Adi, perasaan rindu yang sudah sekian lama akan segera terobati walau pada momen yang mengharukan seperti ini. Akhirnya merekapun bertemu, beberapa detik mereka hanya bisa bertapapan saja sebelum tangis Bita kembali pecah. Bita langsung berlari menuju Adi, Bita memeluk Adi dengan erat. Adi yang sedari tadi terbaring dikasur hanya bisa terdiam sambil tersenyum tegar walau terlihat di sekitar matanya tetesan air yang turun saat Bita memeluknya. ”Aku gak mau kehilangan kamu lagi ad! Aku ingin selalu bersama kamu. Kamu mau janji kan akan terus bersamaku lagi seperti yang dulu pernah kita jalanin?“. Adi belum bisa berkata banyak, sebenarnya dia ingin bicara banyak kepada Bita namun saat ini dia belum bisa melakukanya karena kondisi tubuhnya yang belum pulih sepenuhnya, Adi hanya bisa mengangguk dan tersenyum kepada Bita. kemudian Bita kembali berkata kepada Adi ”Aku tadi sudah bicara sama mamahku bahwa aku benar-benar sayang sama kamu terus aku minta restu supaya kita bisa bersama lagi dan akhirnya mamah ku menyetujui kalau kita pacaran lagi”. Perasaan Adi ketika itu tidak dapat dijelaskan menggunakan kata-kata dia sangat senang sekali serasa terbang ke bulan dan dia melihat rumah sakit nampak berubah menjadi taman yang penuh dengan bunga mungkin itu kata-kata yang sedikit bisa manggambarkan perasaanya yang sangat senang sekali. Memang saat mamah Bita mengetahui bahwa Adi kecelakaan karena ingin menemui Bita untuk memberikan lukisan foto mereka berdua, mamah Bita kini mulai melunak hatinya karena ketulusan hati Adi.

Sebulan kemudian dokter telah menyatakan bahwa Adi sudah sembuh dan diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit. Walau Adi masih belum bisa berjalan lincah seperti biasanya namun hal ini sudah membuat Adi sangat bersyukur karena telah selamat dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Kini Adi dan Bita bisa bersama-sama lagi tanpa ada lagi penghalang karena kini hubungan mereka telah direstui oleh orang tua Bita. Mereka kini sangat bahagia menjalani sisa hidup mereka yang masih sangat panjang dan penuh dengan tantangan dan badai yang bisa kapan saja menghampiri mereka. Semoga dengan terus bersama-sama dan saling mendukung satu sama lain mereka dapat menghadapi tantangan dan badai dengan mantap dan penuh percaya diri.

Waktu terus berlalu hingga kini mereka telah resmi dinyatakan wisuda dan menyandang gelar Sarjana Pendidikan. Saat momen wisuda ini menjadi momen yang sangat mengharukan bagi keduanya karena mereka harus meninggalkan Universitas yang mereka cintai dan mereka banggakan, juga mereka akan meninggalkan sejuta kenangan. Benar, sejuta kenangan memang telah mereka ukir bersama-sama disini saat pertama kali bertemu, saat jalan-jalan ke simpanglima, saat Adi menyatakan cintanya kepada Bita, saat Bita menerima Cinta Adi dengan satu syarat, saat Adi bisa berhenti merokok, Saat hubungan mereka harus berakhir ditengah jalan dan kini dipersatukan lagi. Kenangan yang penuh tangis dan tawa di sini memang telah berakhir namun kisah cinta mereka akan terus berlanjut karena itulah fase yang akan terus mereka jalani hingga mereka sampai pada titik darah panghabisan dan semoga hanya maut saja yang dapat memisahkan cinta sejati mereka.

Memang tak seorangpun yang tahu kapan cinta sejati itu datang ,dimana datangnya dan siapa yang akan membawa cinta sejati itu. Namun semua sudah jelas bagi Adi. Kini dia telah tahu cintanya bermula pada tanggal 1 November 2013 di Universitas kebanggaanya dan Sang pambawa cinta sejati itu adalah gadis manis dengan wajah yang amat polos dengan nama panggilanya “Bita”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By