Breaking News

Minggu, 25 Januari 2015

Jejak Sastra Jiraiya Sensei dalam Dunia Naruto


Oleh: Fuad Akbar Adi

Jiraiya merupakan salah satu tokoh fiksi dalam anime dan manga Naruto yang sangat berpengaruh terhadap plot dan alur dari cerita Naruto. Ia merupakan murid dari Hiruzen Sarutobi (Hokage ke-3) bersama dengan dua rekannya Orochimaru dan Tsunade (Hokage ke-5). Setelah lulus dalam akademi ninja, Jiraiya terus berlatih untuk menjadi seorang ninja yang kuat, dan salah satu cara yang ia tempuh adalah dengan berlatih jurus kuchiyose (Jurus pemanggil mahluk seperti binatang yang mempunyai kekuatan dan jutsu dengan cara melakukan kontrak dengan mahluk tersebut sebelumnya). Namun terjadi keunikan dari seorang Jiraiya, ia menyalahi prosedur dengan nekat melakukan jurus kuchiyose sebelum terikat kontrak dengan hewan kuchiyose sehingga ia yang malah terpanggil ke lokasi kuchiyose tersebut yaitu di gunung Myoukuboku Zan di mana tempat para hewan kuchiyose berbentuk katak. Namun oleh pemimpin katak gunung Myokuboku Zan, Ogama Sennin, hal itu adalah kejadian sesuai ramalan. Jiraiya merupakan bocah dalam ramalan Ogama Sennin di mana kelak ia akan melahirkan tiga murid yang akan membuat revolusi besar di dunia ninja entah apakah itu akan membawa keselamatan bagi dunia ninja atau malah akan membawa kehancuran. Dan di sinilah Ogama Sennin memberikan tugas kepada Jiraiya agar mendidik muridnya dengan benar agar bisa membawa keselamatan bagi dunia ninja.

Kemudian ketika Jiraiya besar namanya menjadi harum berkat jasanya pada perang dunia ke-2. Ia bersama dengan kedua rekanya Orochimaru dan Tsunade mendapat gelar dari pimpinan Amegakure sebagai Trio Legenda Sannin karena mampu bertahan pada perang dunia ke-2. Pada masa ini Jiraiya telah sukses dengan trilogy novel pertamanya yaitu Icha-icha Paradise, Icha-icha Violence, dan Icha-icha Tactics. Belakangan tiga novel tersebut digunakan oleh Hatage Kakashi untuk mengungkap simbol yang diberikan Jiraiya dalam mengetahui mengenai fakta Pain Akatsuki. Khusus untuk novel Icha-icha Paradise pernah muncul dalam Naruto The Movie: Ninja Clash in the Land of Snow.

Setelah sukses dengan trilogy novelnya, kemudian ia melanjutkan meneruskan novelnya yang sudah lama ia tunda yaitu Dokonjo Ninja Gaiden. Novel yang sebenarnya sudah mulai ia tulis setelah Ogama Sannin meramalnya. Pada novel ini Jiraiya mencoba menuangkan pandangan-pandangannya tentang kondisi dunia ninja yang penuh dengan kebencian. Konsep mengenai mengapa ada kebencian dan bagaimana cara menghilangkan kebencian merupakan target yang harus ia penuhi dalam novel ini meskipun ia selalu bingun mencari jawabannya. 

Secercah harapan pun muncul ketika di Amegakure Jiraiya bertemu dengan tiga anak bernama Nagato, Yahiko, dan Conan. Ketiga anak tersebut merupakan anak korban perang setelah para orangtuanya meninggal, merasa kasihan kemudian Jiraiya mengangkat ketiganya menjadi murid. Awalnya ketiga anak tersebut terlihat biasa di mata Jiraiya, namun ternyata ada yang berbeda dari seorang Nagato. Tak disangka oleh Jiraiya bahwa Nagato memiliki mata Rinenggan yang merupakan mata milik Rikudo Sannin, dewa para ninja. Jiraiya pun akhirnya mengidentifikasi kalau Nagato merupakan salah satu anak dari ramalan tersebut. Akan tetapi sayangnya Nagato tidak bisa menjadi penyelamat dunia ninja berkat konsep kebenciannya yang salah. Setelah besar kemudian Nagato mendirikan organisasi gelap bernama Akatsuki. Hal ini sangat disesali oleh Jiraiya kelak.

Ramalan anak yang kedua adalah Namikaze Minato (Hokage ke-4) yang juga merupakan ayah dari Naruto Uzumaki. Jiraiya melihat potensi besar dan kesucian hati pada diri Minato. Jiraiya pun sering bercerita mengenai novel Dokonjo Ninja Gaiden kepada Minato. Minato semakin berambisi melindungi desa Konoha setelah membaca novel dari Jiraiya, bahkan sakin terobsesinya Minato kemudian memberikan nama anaknya “Naruto” yang merupakan tokoh protagonis dalam novel Jiraiya. Sayangnya Minato meninggal pada usia yang relatif muda setelah baru sebentar menjabat sebagai Hokade di desa Konoha. Minato meninggal akibat efek jutsu terlarang yang digunakan untuk menyegel Siluman Rubah Ekor Sembilan, Kyubi, ke tubuh anaknya sendiri, Naruto. Jiraiya pun harus merelakan ramamaln anak keduanya gagal lagi dan hanya menyisakan satu peluang terakhir yang ia yakini ada pada Naruto.

Semua penggemar Naruto pasti sudah menduga kalau Naruto merupakan anak terakhir dalam ramalan Ogama Sannin. Hal itu makin jelas terbukti ketika Jiraiya wafat akibat di bunuh oleh muridnya sendiri, Nagato. Naruto pun bertarung habis-habisan melawan Nagato selain untuk melindungi desa Konoha juga untuk membalas kematian gurunya, Jiraiya. Dalam pertarungan yang dibumbui dengan muculnya Kyubi itu pun akhirnya dimenangkan oleh Naruto. Akan tetapi disaat itu Naruto tidak jadi membunuh Nagato, melainkan malah menyadarkan Nagato. Nagato tersadar berkat kata-kata Naruto yang sama peris pada novel Dokonjo Ninja Gaiden yang pernah Nagato baca. Di mana Naruto berambisi menjadi tokoh dalam novel tersebut dan akan menghapus segala kebencian yang ada di dunia ninja. 

Pada episode terakhir serial Naruto, Uzumaki Naruto kini menjadi Hokage ke-7 dan dapat mempersatukan negara-negara menjadi satu aliansi. Dengan demikian Jiraiya sukses menerapkan konsep dan pandangan pada novelnya kepada Naruto sehingga dunia ninja menjadi damai tanpa ada perang lagi.

Selain seorang novelis Jiraiya juga merupakan seorang penyair dan pembuat kata-kata bijak. Banyak kata-katanya yang sering muncul pada serial Naruto yang sarat akan renungan. Kata-kata tersebut antara lain: 

1. “Memaafkan adalah kunci untuk memutuskan rantai kebencian”.

2. “Jalan hidup seorang murid adalah warisan dan estimasi dari sang guru”.

3. “Sepertinya aku sudah menemukan akhir cerita dari novelku, mungkin sedikit lebih baik. Katak di dasar sumur tenggelam ke dasar laut yang besar. Heh heh... yep... sangat terhormat, benar-benar terhormat. Aku kira sudah waktunya untuk meletakkan pena. Benar, aku butuh judul untuk bukuku yang berikutnya. Mari kita lihat, ah! aku mendapatkannya. "Cerita tentang Uzumaki Naruto", sempurna”.

4. “Shinobi bukan dilihat dari cara hidupnya, tetapi bagaimana ia mati, dan Kehidupan Shinobi dinilai bukan dari bagaimana menjalaninya, tetapi dari apa yang sudah dilakukannya”.

5. “Jangan pernah menarik kata-katamu! Dan jangan pernah menyerah! Itulah jalan ninjamu. Dan sebagai mentormu, aku tidak peduli dengan rengekanmu! Karena jalan ninja seorang murid adalah jalan ninja gurunya! Bukankah begitu, Naruto?”.

Selain kata-kata di atas, ada satu kata-kata yang sangat sering diucapkan Jiraiya kepada Naruto, “Bahkan aku sendiri bisa mengatakan bahwa kebencian itu menyebar. Aku ingin melakukan sesuatu dengan kebencian itu. Tapi aku tidak tau apa yang harus kuperbuat. Tapi aku percaya bahwa suatu hari nanti akan datang saat ketika orang benar-benar memahami satu sama lain. Jika aku tidak dapat menemukan jawabannya, maka selanjutnya adalah tugasmu untuk melakukannya”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By