Hanya untukmu
Sesaat ketika kulihat rona wajahmu dari ujung mata
Mendongkat ke atas, menatap jutaan kunang” tak bernyawa
Kau angkat kedua alismu dan tubuhmu rebah mengalir lembut di sampingku
Aku hanya bisa mematung dan membeku
Lalu terdengar tawa dari bukit cinta itu
Aneh memang, saat sebuah benda mungil di dalam tubuhku yang kusebut hati
Selalu bergetar keras seakan ingin melumat bumi
ketika raga ini kau sentuh lewat carik-carik kertas berisi pesan ketulusanmu
Dan kau dekap aku lalu kau ajak aku berlari
Menyusuri cincin saturnus yang seakan statis namun bergerak secepat tebasan katana
Aku hanyalah kurcaci ingusan yang lahir dari batu nisan tak bernama
Namun kudapat membelah ombak soliton
Kemudian kan kucuri mutiara hitam dari dewa poseidon
Kan kupersembahkan untukmu, hanya untukmu
Sebagai simbol agung pengorbanan cintaku padamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar