Kunang-kunang Biru
Hawamu tersirat mengikis deru lamunan kala petang
Menampakkan sepercik noda berlumur cahaya
Kubalikkan telapak tangan penuh garis-garis lintang
Menantimu hinggap ke peraduanku yang terdalam
Kucoba resapi saat sayap hangatmu merengkuh tubuhku
Yang terlanjur bergetar. Mengorbankan bulu-bulu halus
Yang berhamburan. Namun cahayamu tak akan pernah pudar
Dua ratus enam belas bulan telah menemanimu
Mengajarkanmu menari dalam terang. Kini terangmu
Telah membeku, membentuk citra baru biru.
Pernah k lihat kusam dirimu menghampa dan aku tak peduli
Dirimulah belahan jiwa
Penyangga hatiku, bagai kunang-kunang biru
Yang bersinar saat cahaya yang lain berhenti berdenyar
Tetaplah menjadi kunang-kunangku meski kau bukan bintang
Read more ...
Hawamu tersirat mengikis deru lamunan kala petang
Menampakkan sepercik noda berlumur cahaya
Kubalikkan telapak tangan penuh garis-garis lintang
Menantimu hinggap ke peraduanku yang terdalam
Kucoba resapi saat sayap hangatmu merengkuh tubuhku
Yang terlanjur bergetar. Mengorbankan bulu-bulu halus
Yang berhamburan. Namun cahayamu tak akan pernah pudar
Dua ratus enam belas bulan telah menemanimu
Mengajarkanmu menari dalam terang. Kini terangmu
Telah membeku, membentuk citra baru biru.
Pernah k lihat kusam dirimu menghampa dan aku tak peduli
Dirimulah belahan jiwa
Penyangga hatiku, bagai kunang-kunang biru
Yang bersinar saat cahaya yang lain berhenti berdenyar
Tetaplah menjadi kunang-kunangku meski kau bukan bintang